Cari Blog Ini

Jumat, 24 September 2010

Skenario Manusia Unggul ala Bambang DH

'MENCETAK manusia-manusia unggul' untuk Indonesia. Inilah skenario besar yang diharapkan Wakil Ketua Bidang Pemerintahan dan Otonomi Daerah DPD PDI Perjuangan Jawa Timur Drs Bambang DH MPd, bisa dikerjakan secara multidimensional oleh para caleg terpilih 2009-2014 dan para kader dan jajaran struktural. Tema besar untuk seluruh kerja caleg dan pekerja partai lainnya selama lima sampai sepuluh tahun ke depan ini diusulkan Bambang DH saat Rakorda Sosialisasi Juklak DPP PDI Perjuangan dan UU MPR, DPR, DPD dan DPRD serta Pembekalan Caleg Terpilih DPRD se-Jatim di Hotel Bumi Surabaya, Senin (10/8) lalu.

"Jika hendak dirumuskan, saya mengusulkan tema besar dari seluruh kerja kita dalam lima tahun bahkan hingga sepuluh tahun ke depan, adalah 'mencetak manusia-manusia unggul' untuk Indonesia. Inilah skenario besar yang harus dikerjakan secara multidimensional," ujar Bambang DH.

Dalam konteks pembangunan daerah, kata Bambang, keberpihakan kita terfokus pada manusia. Di mana setiap langkah pembangunan harus bisa ditarik garis yang jelas, rasional, untuk menyokong, mewadahi dan melahirkan sumber daya-sumber daya manusia baru yang unggul di masa depan. "Ini akan menjadi sumbangsih terbesar PDI Perjuangan bagi Indonesia," katanya.

Menurut dia, paradigma PDI Perjuangan harus jelas, bahwa partai nasionalis tidak berpihak pada gedung, jalan atau benda-benda mati yang lain, termasuk reproduksi kapital, melainkan terpusat pada manusia atau human centris. Inilah tema sentral yang sekarang tengah menggema di berbagai belahan dunia, di era global sekarang ini, menggantikan paradigma lama yang cenderung berwatak ekonomis dan material.

"Dan bukanlah pada akar partai kiita tertancap kuat, bahwa roh atau jiwa yang bersemayam pada seluruh gagasan ideologis Soekarno adalah bermuara pada pembelaan yang gigih terhadap harkat dan martabat manusia Indonesia yang semakin baik, maju, beradab dan punya kepribadian kuat," ungkap Bambang.

Implikasi paradigma itu, lanjut Ketua Panitia Rakorda tersebut, akan berlangsung sangat tajam. Bahwa setiap sen uang negara, yang dibelanjakan untuk keperluan pebangunan, harus bisa diuji apakah sungguh-sungguh bertujuan untuk pelayanan pada manusia yang lebih baik atau tidak? Atau sekadar program yang dibuat asal-asalan, misal untuk penghamburan uang negara, karena itu cenderung korup?

Paradigma tersebut, menurut Bambang, juga mendorong kita untuk mengontrol, memacu dan terlibat perencanaan pembangunan dengan lebih terinci, terukur, sekaligus multidimensi. Tapi satu sama lain aspek tidak parsial atau terpisah-pisah, melainkan terintegrasi secara baik.

Dia lantas membagi pengalamannya sebagai walikota di Surabaya. Proyek pavingisasi, pembenahan saluran air dan berbagai upaya penanggulangan banjir, perbaikan berbagai penerangan jalan umum di kampung-kampung, juga perluasan pelayanan ar bersih, jelas Bambang, adalah upaya terencana pihaknya untuk membangun pemukiman penduduk yang sehat dan bersih.

Bambang lantas menjelaskan alurnya, yakni pemukiman sehat dan bersih akan mengurangi tekanan mental warga, dan mengurangi konflik di tengah tekanan kehidupan yang keras. Lingkungan hidup yang main baik akan memberi subangsih pada kehidupan rumah tangga yang tenteram.

Anak-anak pun, imbuh Bambang, mendapatkan wahana yang damai untuk tumbuh dan belajar. Pada aspek lain, ditunjang pelayanan pendidikan yang murah dan semakin baik. Begitu pula perbaikan pelayanan kesehatan. Inilah yang dia maksudkan dengan pola terintegrasi tadi.

"Sekarang inilah saatnya PDI Perjuangan di setiap daerah menyusun skenario manusia unggul, yang berbasis pada kekuatan dan kondisi lokal. Namun di sisi lain mempunyai jangkauan visi ke depan. Skenario ini menjadi kompas atau penunjuk arah bagi kita semua tentang medan perjuangan yang bisa kita kerjakan di lingkup masing-masing," katanya. (pri)

Tidak ada komentar:

Posting Komentar